Pakaian Lama (Status Janda) Atikah Ra

Atikah Ra

Setelah ditinggal wafat suami pertamanya al-syahid  Abdullah bin Abu Bakar Ra, Atikah Ra sang muslimah cantik dan bangsawan menikah lagi dengan Ibnu Khoththob. Suami kedua ini pun syahid karena tikaman musuh di pagi buta.

Siapa lagi yang akan mendekati jiwa ini 

Yang tak habis-habis ditimpa duka

Dan kepada mata ini

Yang kerap tak tidur di malam 

serta senantiasa berjaga

Karena mengenangkan jasad 

yang telah berbalut kain kafan

semoga rahmat Allah

senantiasa bercucuran atas jasad mulianya. 

(Atikah Ra untuk al syahid Ibnu Khoththob)

  Suami Atikah berikutnya Zubair bin Awwam Ra. Lagi-lagi, suami ketiga inipun syahid dalam perang jamal. Atikah kembali memakai “pakaian lama.” Atikah menolak lamaran Ali b Abi Tholib Ra karena khawatir khalifah yang ke empat ini  akan wafat terbunuh.

Menurut sejarah, walau tidak menikahi Atikah Ra, Khalifah Ali ternyata syahid juga di tangan Abd al Rahman bin Muljam, salah seorang anggota kaum Khawarij. 

  Tetapi kemudian pakaian lama ditinggalkannya, ia menikah dengan Hussein bin Ali Ra. Beliau syahid di padang Karbala. Setelah itu, Atikah Ra isteri para syuhada ini menolak seluruh lamaran. Pakaian lama disandangnya hingga akhir hayat.

Rasulullah dan Pakaian yang Besar, Canda Rasul pada Isterinya.

Ibnu Abbas Ra memberikan contoh gurauan Rasulullah,”Pada suatu hari Rasulullah saw memberikan pakaian yang besar kepada salah seorang isterinya, lalu beliau bersabda,”Pakailah pakaian ini, pujilah Allah Ta’ala, tariklah ujungnya seperti ujung pakaian pengantin.” Tentu saja isterinya tersenyum.

Disebabkan Rasul bercanda dengan mengatakan pakaian besar itu seperti pakaian pengantin, Dan diriwayatkan bahwa Rasulullah banyak tersenyum..

  Suami isteri yang awet muda memiliki resep yaitu  sering senda gurau di antara mereka.

Nabipun sering bersenda gurau dengan isterinya, Anas Ra berkata,”Sesungguhnya Rasulullah amat sering bercanda dengan para isterinya.”

Ataha berkata, sesungguhnya seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas,”Apakah Rasulullah Saw bersenda gurau?”

Ibnu Abbas menjawab,”Ya”

Orang itu bertanya,”Bagaimana senda guraunya?” Canda gurauan beliau seperti contoh di atas.

Malam Sebagai Pakaian

  Allah juga melukiskan malam sebagai pakaian. “Dan kami jadikan malam sebagai pakaian.”Qs 78:10.

  Malam itu gelap, menutupi dan menyelimuti alam semesta, kegelapan malam itu seperti pakaian menutupi tubuh.

  Malam itu pakaian yang menutupi siang. Jika siang terus menerus, bumi akan terbakar sinar mentari. Bumi akan  kering karena akan terjadi penguapan besar-besaran. Selain hal itu, malam juga dipakai untuk istirahat.

 “Dan kami jadikan tidurmu agar kamu segar.” Qs 78:9. 

  Mesin saja jika tidak pernah istirahat, akan cepat rusak. Demikian pula manusia. Jika manusia tidak pernah tidur, ia akan rusak. 

Baca juga : Nabi Muhammad Saw Dan Kain Linen

Sandal Bilal

  Sandal memberikan petunjuk tentang pribadi seseorang. Orang yang memakai sendal hanya sebelah, berarti ia kurang tertib. Begitupula memakai sendal yang berlainan. Ini semua dilarang oleh nabi.

Sandal Bilal lebih baik dari dua ratus Rustam.” Sana’i. 

Rustam adalah pemimpin Persia. Inilah gambaran bahwa umat Islam lebih baik dari masyarakat Persia yang super power saat iu.            

Mahkota emas Firaun di neraka, tetapi sandal bilal di surga. Bahkan sandal Nabi telah menyentuh tahta Ilahi, ketika mi’raj.