PAKAIAN TAQWA DAN KEMURAHAN TUHAN

pakaian taqwa

Mutiaramakna. Taqwa adalah pakaian yang terbaik dan Pakaian yang terbaik adalah Pakaian Taqwa. Jadikan taqwa sebagai pakaian kita.

Jilbab Disebut sebagai Pakaian Taqwa

Pakaian taqwa merupakan pakaian yang terbaik. Mana yang kita pilih pakaian buruk, baik atau terbaik? Tentuya, kita akan memilih yang terbaik.

”Pakaian takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” Qs 7:26. 

Salah satu bukti bahwa manusia bertaqwa kepada Allah adalah berpakaian dengan pakaian taqwa, sesuai kehendak Allah yaitu pakaian yang menutupi aurat pemakainya, pakaian indah, pakaian suci, perhiasan dunia akhirat. Dengan berpakaian, manusia akan tampak indah.

Adapun, pakaian taqwa merupakan realisasi dari kalimat taqwa.

            “Dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat  takwa itu.” Qs 48:26. 

Kalimat taqwa adalah kalimat Tuhan.

”Katakanlah  (Muhammad) seandainya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, pastilah habis lautan sebelum selesai menulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” Qs 18:109 

Kalimat Tuhan merupakan kalimat thoyyibah (baik) bukan kalimat yang buruk.

            “Allah Swt membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik” Qs 14:24.

Kalimat taqwa, kalimat Tuhan, atau  kalimat thoyyibah merupakan perkataan yang terbaik (ahsan al hadits).Qs 39:23

              “Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik (ahsanal hadits).” Qs 39:23

              “Dan siapakah yang lebih benar  perkataan (hadits) Nya daripada Allah.” Qs 4:87 “

              “Dan Allah mengatakan yang sebenarnya (yaquulul haq) dan Dia menunjukan jalan (yang benar).” Qs 33:33

Apakah taqwa itu?

Taqwa ialah melaksanakan perintah-Nya (imtitsalul awamir) dan menjauhii larangan-Nya. (ijtinabun nawahi), mengerjakan yang baik (fi’lul khoiroot) meninggalkan yang buruk (tarkul sayyiat), memerintahkan yang ma’ruf (amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar)

Baca juga : Pakaian Lama (Status Janda) Atikah Ra

Bertaqwa ibarat berjalan di tengah-tengah duri. Duri yang sebenarnya ataupun duri dalam arti kiasan. Duri-duri tersebut siap menusuk kita kapanpun, bila kita kurang waspada.

Karena itu, menyingkirkan duri dari jalan merupakan salah satu dari cabang-cabang iman. Ubay Bin Ka’ab menyamakan taqwa dengan menempuh jalan berduri.

 Pada suatu hari Umar Ra bertanya kepada Ubay B Ka’ab Ra tentang takwa.

Ubay menjawab: “Apakah kau pernah menempuh jalan berduri?”

Umar: “Ya”

Ubay: “Lalu apa yang akan kau perbuat?”

Umar: “Berkeras hati mengatasi dan melintasinya.”

Ubay: “Itulah taqwa.”

Tokoh pejuang muslim dari  Mesir Al Syahid Sayyid Qutub Rahimahullah berkata, Taqwa ialah “Mengatasi rintangan-rintangan di jalan-jalan kehidupan yang penuh dengan duri keinginan, duri hawa nafsu, duri ambisi, duri rasa takut dan bimbang, duri harapan palsu pada yang tidak memiliki pengharapan dan ketakutan, bohong pada yang tidak memiliki manfaat dan mudarat dan puluhan duri lainnya.”

Taqwa  harus dicapai oleh manusia dengan melewati satu tahapan yaitu ibadah.

“Diwajibkan atas kamu berpuasa, agar kamu bertaqwa.” Qs 2:23 Ternyata orang yang beriman masih harus berpuasa (ibadah shaum) untuk mencapai derajat taqwa.

Bertaqwa merupakan bekal hidup kita. Jangan sampai kita kehilangan dan kehabisan bekal ini. Siapa yang bertaqwa, Allah tidak akan segan-segan  memberikan jalan keluar dan rizqi yang luas kepadanya. 

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan baginya. Dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” Qs 65:2,3.