Shalat dan Kesucian Hati Mendatangkan Hikmah

Shalat dan kesucian merupakan hal yang tak terpisahkan terutama kesucian hati, karena akan mendatangkan hikmah bagi sekitar.
Shalat dan kesucian merupakan hal yang tak terpisahkan terutama kesucian hati, karena akan mendatangkan hikmah bagi sekitar.

Shalat dan kesucian merupakan hal yang tak terpisahkan terutama kesucian hati, karena apabila keduanya telah dimiliki oleh seorang hamba maka akan mendatangkan hikmah bagi dirinya dan sekitarnya.

“Tuhan Melihat Hatimu”

Hasan Al-Basri mengunjungi Habib Ajmi. Ketika shalat, Hasan mendengar Ajmi banyak mengucapkan bacaan shalatnya dengan salah. Hasan menghindari shalat berjamaah dengannya.

Ia berfikir kurang bagus  untuk shalat dengan imam yang bacaan shalatnya banyak keliru.

Malam harinya, ia bermimpi. Ia mendengar Tuhan berkata kepadanya.

“Hasan, jika kau menunaikan shalatmu di belakang Habib Ajmi, kau akan menerima ridho-Ku, dan shalatmu itu mendatangkan hikmah yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan semua shalat  sepanjang hidupmu.

Kau mengoreksi kesalahan lafal shalatnya, tapi kau tak memandang kemurnian dan kesucian hatinya,Ingatlah! Aku lebih mencintai hati yang tulus daripada ucapan tajwid yang fasih.

Suci    dalam    Islam    sangat    diutamakan,    ini    terdapat     dalam     Al     quran “Ambillah dari harta mereka sebagai zakat untuk membersihkan dan mensucikan mereka” QS 9:103

“Maka kami ilhamkan kemaksiatan dan ketaqwaan, maka beruntunglah orang yang mensucikan diri” Qs 91:8,9

“Di dalamnya ada orang yang ingin mensucikan diri” Qs 9:108.

Shalat pun harus suci segala-galanya, niat, jasmani, pakaian dan tempat. Dapat dilihat dari syarat sahnya shalat. Syarat sahnya shalat ada lima yakni 1. Jasmani atau anggota tubuh suci dari hadats besar dan kecil, 2. Suci seluruh pakaian dan tempat, 3. Menutup aurat, 4. Masuk waktu serta 5. Menghadap kiblat. Shalat lima waktu ibarat mandi lima kali. Jika kita mandi sehari lima kali pasti bersih.

Sebelum shalat kita harus berwudlu.

Berwudhu bertujuan untuk menyucikan diri dan jiwa.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima, ketika masih berhadats sampai dia berwudhu.” (HR. Bukhari no. 6954 dan Muslim no. 225).

Realita:

Rajin melaksanakan shalat, tetapi masih saja melanggar dari perintah-perintah Allah SWT. Kondisi ini disebabkan tidak adanya kesucian niat, saat mendirikan shalat. Ketika seseorang memiliki hati yang kotor maka ia belum bisa dikatakan beriman, sempurna dalam shalat dan memiliki kesucian hati. Awal mula yang diajarkan pada ilmu fiqih tentang kesucian (thaharah), meliputi kesucian badan, pakaian, maupun tempat untuk ibadah.

Baca juga : SHALAT DAN PENDIDIKAN ANAK

”Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dengan tanda ghurra yang bersinar (di wajahnya) karena atsar (bekas) dari wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperpanjang ghurra     tersebut,     maka     lakukanlah.” (HR Muslim dari Abu Huraiah). Rasul berkata, ”Jika seorang hamba Muslim atau Mukmin melakukan wudlu, kemudian membasuh wajahnya, maka dosa-dosa yang dilakukan oleh mata akan keluar bersama air yang mengalir hingga tetesan terakhirnya. Jika ia membasuh kedua tangannya, maka dosa-dosa yang dikerjakan oleh tangan akan keluar bersama air yang mengalir hingga tetesan terakhirnya. Jika membasuh kedua kakinya, maka dosa-dosa yang dilakukan oleh kaki akan keluar bersama air yang mengalir hingga tetesan terakhirnya. Sehingga, keluarlah semua noda dosa sang hamba.” (HR.Muslim) https://www.republika.co.id/berita/obqib8394/menjaga-wudhu

Hikmah Wudlu.

Tidak stres karena wudlu bisa menstimulasi jaringan syaraf, (Murad Wilfred Hoffman, Pergolakan Pemikiran, hal 190), menyebabkan kelancaran sirkulasi darah. Wudlu dan mandilah dengan air, bila tiada air maka tayamum dengan tanah.

  1. Tujuan Shalat

Tujuan berwudlu dan shalat:

Bersyukur dengan bentuk tubuh yang sempurna

Kita dicipta dalam bentuk yang sempurna. Qs 95:4 Ketika shalat persendian menjadi pleksibel dan luwes, serta peredaran darah menjadi lancar ke semua arah. Apalagi ketika sujud, peredaran darah mengalir ke otak, akan membuat otak menjadi sehat.“Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat) dan melihat perubahan gerak badanmu di antara orang-

orang yang sujud. Sungguh Dia Maha Mendengar Maha Melihat. Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?.Mereka turun kepada setiap pendusta yag banyak berdosa.” Qs 26:218-222. “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.”Qs 76:28

Di dunia ini kita berdiri, ruku, sujud dan duduk, agar di akhirat pada padang makhsyar nanti, kita mampu melakukan itu lagi. Qs 68:42, 43.

Membersihkan diri kaum muslimin,”Allah ingin membersihkan dan mensucikan umat Islam.”Qs 5:6, 33:33

Disiplin waktu

Disiplin waktu. Waktu shalat telah ditentukan (Kitabammawquuta) Qs 4:103. Ayat ini menggambarkan pelaksanaan shalat dalam kondisi perang, tetap diingatkan tentang disiplin waktu shalat. Tentunya dengan melihat situasi dan kondisi

 

Mutiara Makna