SHALAT DAN PENDIDIKAN ANAK

Bersabar dalam Memerintahkan Shalat dan pendidikan anak, Nabi Ismail As menyuruh keluarganya melaksanakan Shalat
Bersabar dalam Memerintahkan Shalat dan memberikan pendidikan pada anak, Nabi Ismail As menyuruh keluarganya melaksanakan Shalat

Bersabar dalam Memerintahkan Shalat dan memberikan pendidikan pada anak

sebagai mana Luqman mengajarkan shalat dan pendidikan anak-anaknya

((Luqman berkata),”Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia berbuat yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari yang mungkar) dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” Qs 31:17

Nabi Ismail As Menyuruh Keluarganya Melaksanakan Shalat

Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail dalam kitab (Al quran). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya seorang Rasul dan Nabi. Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat. Dan dia seseorang yang diridoi di sisi Tuhannya. Qs 19:54,55

Memerintahkan Keluarga untuk Shalat akan Membuka Pintu Rezeki.

Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa. Qs 20:132

Khawatir dengan Kader yang Lemah

Dan takutlah kamu akan meninggalkan keturunan yang lemah Qs 4:9. Lemah dari berbagai sudut baik ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Kelemahan ini karena tidak terbina perihal shalat dan pendidikan Al quran pada anak. Karenanya, muncul kader yang hanya mengikuti keinginan hawa nafsu. Dalam Al quran, digambarkan peristiwa penyimpangan-penyimpangan ini seperti yag terlukiskan sebagai berikut:

Bapak manusia pertama Adam as, Beliau membawa misi tauhid yaitu misi Islam, lalu terjadi penyimpangan oleh generasinya. 2000 tahun kemudian muncul bapak manusia kedua yaitu Nuh As juga membawa misi Islam. Banjir bandang menyapu bersih bumi. Manusia tinggal segelintir orang. Nabi Nuh As memimpin bumi. Kasus yag sama terulang lagi yakni

adanya penyimpangan tauhid yaitu penyimpangan Islam oleh anak cucunya. Selanjutnya, 2000 tahun setelah Nuh As, datanglah bapak manusia yang ketiga yakni Ibrahim As, membawa misi Islam. Tidak jauh beda, keturunannya pun banyak yang melakukan penyimpangan.

“Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang kami bawa dalam kapal bersama Nuh, dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang yang telah kami beri petunjuk dan kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis.” Qs 19:58

“Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.” Qs 19:59.

“Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah maka oragtuanyalah yang menjadikan seseorang itu Yahudi, Nasrani atau Majusi. “Demikian Rasul bersabda.

Abraham Maslow menyatakan,”Tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Secara genetic manusia memiliki potensi dasar yang positif. Penyimpangan dari hakekat alami akan menimbulkan psikopatologi.” Alwisol, Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi UMM Press, Malang. Hal 209

Orangtuanyalah yang mewarnai dan mencelup anak, sehingga anak menjadi muslim yang taat atau bukan, muslim yang melaksanakan shalat lima waktu atau tidak. Sudah sepantasnyalah kaum muslimin mewarnai anaknya dengan warna dan celupan Allah.

Allah mengajarkan agar para orangtua memberikan contoh dalam pelaksanaan shalat, sebagai tindakan persuasif terhadap anak-anak.

Nabi pun memerintahkan agar orang tua menyuruh anaknya shalat ketika anak berumur tujuh tahun, dan bila telah sampai umur sepuluh tahun, sang anak tidak mau shalat maka dilakukan tindakan refresif, yaitu kekerasan fisik dengan pemukulan.

Pantaslah bapak para Nabi (Ibrahim As) berdoa,”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. “QS 14:37

Adapun bila anak sudah menginjak usia belia, tetapi belum melaksanakan shalat juga maka harus ada terapi khusus kepada mereka. Seperti pembinaan-pembinaan di majelis-majelis ta’lim, misalnya. Ajari anakmu mencintai Nabi dan keluarganya, membaca Al quran dan shalat. Ajari baca bismilah, ajari renang, memanah, berkuda, dan perbaiki adab mereka.

Robbana hablana min ajwajina, wajurriatina qurrota a’yun wajalana lilmuttaqinan

imama.

“Dan orang-orang yang berkata,”Ya Tuhan Kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang- orang yang bertakwa.” Qs 25;74

B. Hikmah Zikir dan Doa Ba’da Shalat

Zikir menyebut subhanallah 33 kali, akan mengalirkan udara ke otak. Berdoa ba’da shalat merupakan waktu yang tepat untuk diijabah oleh Allah. Satu diantara makbulnya doa, kita memakan yang halal.

Ibnu Abbas ra menceritakan, “Wahai manusia makanlah apa yang ada di bumi ini, yang halal dan baik,” berdirilah Saad bin Abi Waqqash, katanya,”Doakanlah aku kepada Allah, agar makbul semua doaku,” Nabi Muhammad Saw menjawab,”Hai Saad, perbaiki makananmu, niscaya dikabulkan doa-doamu, demi Tuhan yang Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya seseorang yang memasukan makanan haram kekerongkongannya, tidaklah diterima amalnya selama empat puluh hari. Siapapun yang tumbuh dagingnya dari yang haram, maka neraka lebih utama untuknya.” HR Thabrani.

C. Shalat dan Pendidikan Harakah (Pergerakan)

Jumlah Rakaat

Dua, tiga, empat rakaat menandakan waktu perjuangan, ada jangka pendek, menengah dan panjang.

Kiblat

Menghadap kiblat merupakan arah perjuangan (Ka’bah al Hushod). Kemanapun bergerak dan berjalan, arah harus tetap ke Masjid al Haram. Menghadap ke arah Masjid al Haram ini penting,

buktinya Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk merubah kiblat dari Masjid al Aqsha ke Masjid al Haram.

Niat

Selain itu juga, semata-mata karena Allah, merupakan niat yaitu motivasi, sifat, sikap, sebab, maksud dan tujuan gerakan.

Baca juga : RAHMAT ALLAH BAGI HAMBA YANG MENDIRIKAN SHALAT

Niat menuntut ilmu bukan untuk menjadi seseorang yang hebat sehingga mampu mengungguli orang lain. Niatnya untuk bermanfaat bagi manusia dan kesejahteraan manusia. Niat harus bersih bukan karena ingin dilihat orang lain dan bukan untuk kepentingan pribadi (ananiyah) tetapi untuk memberikan maunah (bantuan) demi kesejahteraan seluruh manusia (nahniyah).

Niat dalam setiap langkah dan gerak perjuangan mesti diluruskan kembali, bukan karena dendam dan popularitas tetapi murni lillah taala demi terwujudnya nahniyah tersebut.

Takbiratul ihram.

Takbir penghormatan. Takbir merupakan titik tolak (nuqthoh al inthilaq) perjuangan. Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Hukum Allah besar, tempat berlakunya hukum Allah besar, dan umat yang melaksanakan hukum Allah juga besar. Dengan takbir orang-orang yang shalat (mushallin) membesarkan hukum, tempat dan umat Allah.

Doa iftitah

Doa pembukaan juga merupakan doa kemenangan

Dari iftitah (doa pembukaan untuk kemenangan), istiftah (proses untuk kemenangan) dan futuh (menang).

Berdiri, ruku’ sujud dan duduk

Berdiri, ruku’ sujud dan duduk merupakan aktifitas harakah, berdasarkan satu kesatuan komando.

Salam

Sebarkan salam ke kiri dan kanan. Damai sepanjang hayat. Jangan lupa shalat ba’diyah dan qobliyahnya.

Sabda Rasulullah Saw,” Sesiapa shalat isya berjamaah, kemudian shalat sunat empat rokaat sebelum meninggalkan masjid, adalah mengimbangi lailah al qodar. “HR Thabrani.

 

Mutiara Makna