SUJUD HANYA UNTUK DAN KEPADA ALLAH

Sujud hanya untuk Allah. Perihal bersujud ini, mari kita lihat percakapan antara Ja’far bin Abu Tholib Ra, Raja Habsyi dan Amr bin Ash
Sujud hanya untuk Allah. Perihal bersujud ini, mari kita lihat percakapan antara Ja’far bin Abu Tholib Ra, Raja Habsyi dan Amr bin Ash

Sujud hanya untuk Allah. Perihal bersujud ini, mari kita lihat cuplikan episode percakapan antara Ja’far bin Abu Tholib Ra (kepala rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Ethiopia), Raja Habsyi (Raja Ethiopia) dan Amr bin Ash (Diplomat kafir Quraisy yang sedang berusaha mengekstradisi kaum muslimin dari Ethiopia).

Dengan melalui jurubicara, Raja Habsyi lalu mengemukakan beberapa pertanyaan kepada kaum muslimin. Sang raja bertanya:

“Mengapa kamu semua tidak bersujud kepada raja?”

Ja’far selaku kepala rombongan menjawab dengan tangkas,

“Bahwa kami tidak akan bersujud melainkan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi”

Amr (utusan kafir      Quraisy, yang sedang berusaha mengekstradisi kaum muslimin) menghaturkan sembah kepada raja dan berkata;

“Ya Tuanku Raja, Tidakkah Tuanku melihat bahwa mereka itu begitu sombong dan mereka samasekali tidak sudi menghormat kepada Tuanku Raja dengan cara yang berlaku.”

Baginda Raja lalu bertanya kepada kaum muslimin:

“Apa yang menghalangi kamu jikalau kamu bersujud kepadaku dan kamu menyampaikan penghormatan kepadaku dengan penghormatan yang telah biasa dihormatkan orang kepadaku?”

Ja’far menjawab dengan tegas:”Demi Allah, bahwasannya kami tidak akan bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi jua.”

Baginda bertanya:

“Mengapa demikian?”

Ja’far menjawab:“Karena bahwasannya Allah telah mengutus seorang utusan di antara kami dan utusan itu memberi perintah kepada kami, bahwa kami janganlah bersujud, melainkan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi, dan ia telah memberitakan kepada kami bahwa cara memberi penghormatan ahli surga itu dengan salam, maka dari itu kami memberi hormat kepada Tuan dengan cara penghormatan yang telah berlaku diantara kami satu sama lain.” Munawar Kholil, kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, Bulan Bintang, 1993, buku kedua, hal 134.

Implementasi sujud adalah kita hanya sujud kepada Allah, aktualisasinya dalam kehidpan sehari-hari bahwa kita hanya tunduk kepada Allah, sebagaimana ungkapan Ja’far di atas: ”Demi Allah, bahwasannya kami tidak akan bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi jua.”

“Iblis iri kepada manusia, manusia disuruh sujud mereka sujud. Sedangkan iblis disuruh sujud, tidak mau sujud. Manusia yang tidak mau shalat (sujud), maka ia merupakan iblis, merasa sombong dan tinggi. Qs 38:75

Semua yang di alam semesta ini sujud kepada Allah Qs 16:48,49 13:15, 22:18,

Berdiri dan sujud untuk menghabiskan malam, karena mengharap rahmat dan takut pada akhirat. Qs 25:64, 39:9

Sebagai seorang muslimah ibunda Nabi Isa As yakni Siti Maryam Ra shalat kepada Allah, ruku dan sujud. Qs 3:43, karena itu ahli kitab yang muslim juga sujud. Qs3:113

Terakhir, menyampaikan salam ke kanan dan ke kiri bermakna kita menyebarkan salam (perdamaian) ke seluruh dunia. Selain itu, dalam shalat ada syarat sahnya. Adapun syarat sahnya shalat ialah masuk waktu, suci badan, pakaian dan  tempat, menghadap kiblat, serta menutup aurat. Masalah waktu ini termasuk dalam syarat sahnya shalat. Jika belum waktunya, tidak sah kita shalat. Maka disipilin terhadap schedule dan program merupakan shalat aktual kita Dan tentang masuk waktu menjadikan kita pandai mengatur waktu .

Terkait dengan manajemen waktu. “Sebaik-baik amal adalah shalat pada waktunya, bakti kepada orangtua, dan berjihad di jalan Allah.” Hr Ahmad. Baik pedagang, pengusaha, petani dan semua manusia tidak ingin rugi, karena itu hargai waktu dengan penghargaan yang tinggi. “Demi masa! Sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, saling menasehati dalam kesabaran dan kebenaran.”Qs 103:1-3

Bila sudah masuk waktu shalat, kita langsung (directly) melaksanakan shalat, tinggalkan urusan dunia. “Awal waktu adalah ridlo Allah, pertengahan waktu adalah rahmat Allah, dan akhir waktu kemaafan Allah”. Hr Addaru Quthni

Jika manusia memperlambat waktu shalat dan juga diiringi dusta, nerakalah tempatnya. ”Pada hari kiamat dihadapkan seseorang kepada Allah. Maka Allah memerintahkannya masuk neraka. Ia bertanya mengapa aku dimasukan ke neraka? ”Maka firman Allah SWT,”Karena engkau memperlambat shalat dari waktunya. Dan engkau bersumpah menggunakan nama-Ku secara dusta (sumpah palsu). “Hr Ibnu Abbas.

Shalatlah selama masih ada .”waktu.”!

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman,”Hendaklah mereka melaksanakan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.”Qs 14:31 Pada suatu hari nanti SAUDARA, IBU, BAPAK, ISTRI dAN ANAK, apalagi SAHABAT TIDAK ADA YANG MENOLONG KITA, SEMUA LARI DARI KITA dengan kesibukan

dan kegiatan urusannya masing-masing. “Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka saat itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” Qs 80;34-37 Shalatlah pada setiap tempat, waktu dan kondisi. Qs 4:103.

Suci badan, anggota badan, pakaian dan tempat mengisyaratkan bahwa kita harus melaksanakan shalat ritual dan aktual dalam hal kesucian yaitu suci lahir dan bathin.

Menghadap kiblat menandakan bahwa kita harus sama-sama satu arah dan tujuan dalam beraktivitas. Kesamaan dalam pemikiran (sawasiyah fi al tafkir), kesamaan dalam skill (sawasiyah fi al maharoh) dan kesamaan dalam aqidah (sawasiyah fi al aqidah). QS 2:142-

145. Nabi Musa diperintahkan menjadikan beberapa rumah sebagai kiblat Qs 10:87 dalam arti kata sebagai pusat pergerakan, sebagai pusat menyamakan pemikiran, skill dan aqidah. Di rumah ini dilaksanakan shalat (aktivitas perjuangan) untuk menentang Firaun

Lalu menutup aurat. Dalam hal menutup aurat, inilah yang membedakan manusia dan hewan. Islam mengajak kepada peradaban modern. Ketika Islam sampai ke suatu tempat, ia

merubah penduduk yang primitif misalnya, yang selalu bertelanjang dan hanya memakai cawat untuk berpakaian yang terhormat. Ketika di belahan dunia manapun masih telanjang, Islam mengajak manusia untuk menutup aurat. Ketika di Nusantara para wanitanya bertelanjang dada seperti yang ditunjukan oleh patung Ken Dedes Pradnya Paramita, wanita muslimah hanya menampakan wajah dan telapak tangannya dalam shalat mereka, begitupula aflikasinya di luar shalat. Singkat kata dari syarat sahnya shalat saja kita sudah mendapatkan pelajaran bahwa Islam sangat luarbiasa menuntun hidup manusia.

Baca juga: SHALAT RITUAL DAN AKTUAL

Sesiapa yang shalat ritualnya bagus maka shalat aktualnya akan bagus. Shalatnya baik baiklah seluruh amal

Shalat ritual dan aktual ibarat dua muka mata uang. Jika hanya ada satu muka mata uang maka uang itu tidak bisa dipakai untuk transaksi jual beli. Demikian juga shalat, bila hanya ritual saja tapi tidak terimplementasi dalam aktual, maka shalatnya tidak bermakna, sebaliknya bila hanya aktual saja tetapi tidak melaksanakan ritualnya, juga tidak bermakna.

Nabi Musa ditanya oleh Allah tentang ibadah yang paling disukai Allah. Nabi Musa menjawab, “Zikir”,

Kata Allah,”Zikir untuk egomu”, Nabi Musa menjawab,”Puasa,”

Firman Allah, “Puasa untuk egomu,” Nabi Musa menjawab lagi, “ shalat”,

Firman Allah, “shalat juga untuk egomu,”

Allah berfirman, “Ibadah yang paling disukai Allah ialah membantu orang lain.”

Doa diiringi berqurban, shalat tak bermakna (wail mushollin) jika tidak memberi bantuan, Karena itu bila ada kata shalat pasti diiringi zakat. Shalat untuk ego sendiri saja tetapi zakat untuk kami dan kita (nahnu).

 

Mutiara Makna