Kewajiban Menutup Aurat

Allah Swt yang menurunkan syariat jilbab agar manusia menutup aurat. Siapakah Allah itu? Kewajiban pertama manusia ialah mengenal Allah.

Siapakah yang Menurunkan Syariat Jilbab Untuk Menutup Aurat?                                                                                         

Mutiaramakna. Allah Swt yang menurunkan syariat jilbab agar manusia menutup aurat. Siapakah Allah itu? Kewajiban pertama manusia ialah mengenal Allah. Allah yang mencipta sesuatu dari tiada menjadi ada. 

Sedangkan kemampuan manusia adalah:

Hanya bisa mengolah sesuatu yang ada menjadi bentuk lain, tetapi ia tidak bisa mencipta sesuatu yang dari tiada menjadi ada. 

Dapat membuat bayi tabung, dengan mengawinkan sperma dan indung telur tetapi manusia tidak akan bisa membuat sperma dan indung telur.

Mampu membuat berbagai bumbu, tetapi ia tidak akan mampu membuat cabe dan merica.

Sanggup menjadikan batu bata dari tanah, tetapi ia tidak akan sanggup menciptakan tanah.

Siap mengolah pakaian dari ulat sutera, tetapi ia tidak bisa mencipta ulat sutera  itu sendiri.

Bisa  mengukir kayu menjadi karya seni yang indah, tetapi ia tidak bisa membuat kayu.

Bisa membunuh lalat, tetapi ia tidak bisa membuat lalat.

“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.”Qs 22:73

Mampu menyingkap tabir hukum alam, tetapi ia tidak dapat mencipta hukum alam ini. Allah menerbitkan matahari dari timur, manusia tidak bisa menerbitkannya dari barat.

”Allah terbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat!”Qs 2:258

Mampu melihat ciptaan Allah tetapi ia tidak mampu melihat Allah. Melihat ruh saja manusia tidak sanggup apalagi melihat Allah yang menciptakan ruh. 

Peristiwa ini telah dialami oleh Nabi Musa As. Ia berdoa,“Ya Tuhan tampakkanlah diri-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu.” Allah menjawab,”Hai Musa, engkau tidak akan sanggup melihat-Ku.” Qs 7:143

   Kita harus mengakui kemampuan Tuhan, mencipta dari tiada menjadi ada maka kita juga harus mengakui kemampuan Tuhan, untuk menghidupkan kembali makhluk  yang telah mati.

“Katakanlah,”Adakah di antara sekutu mu yang dapat memulai penciptaan  kemudian mengulanginya  kembali?” Katakanlah, “Allah memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya.  Maka bagaimana kamu dipalingkan (beribadah selain Allah)? Qs Yunus: 34.

Bahkan Allah Swt  menyusun kembali manusia sesuai sidik jarinya masing-masing.

Bahkan kami mampu menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”Qs 75 :1-4.

  Mencipta manusia, membuat hukum alam  dan memberi cahaya kepada orang-orang yang beriman dilakukan oleh Allah Swt.

”Allah pemimpin orang-orang beriman, Ia mengeluarkan mereka dari zulumat (kegelapan-kegelapan) kepada  nur (cahaya).”Qs 2:257. Nur itu kata tunggal (mufrad/singular) sedangkan zulumat itu kata banyak (jamak /plural), karena nur hanya satu yaitu nur Allah sedangkan zulumat itu banyak, berbagai macam kegelapan-kegelapan ada di dunia ini.

  Manusia diciptakan sudah membawa fitrah Allah, meskipun ada saja manusia yang mengaku dirinya atheis. 

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu  mengeluarkan dari sulbi  anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab,”Betul, kami bersaksi.” Agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,”Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”Qs 7:172

Baca juga : 3 Macam Benih Jahiliyah Bangsa Arab

  Lubuk hati manusia yang paling dalam mengakui adanya Tuhan, karena kezaliman dan kesombongan yang membuat manusia menjadi atheis atau kafir.

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.”Qs 27:14

Ja’far Shiddiq Ra memerintahkan kepada para sahabatnya, agar orang yang mengaku atheis dilemparkan ke sungai. Ia timbul tenggelam di sungai tersebut, karena tidak bisa berenang. Lalu sang atheis diangkat kembali dan dibawa ke darat. Ja’far Ra bertanya,” Apakah Anda percaya adanya Tuhan?” Sang Atheis dengan jujur dan sadar berkata bahwa Tuhan itu ada.

  Ramses II yang telah memproklamirkan diri sebagai Tuhan yang paling tinggi. Qs 79:24. Saat tenggelam di laut, barulah ia sadar dan mengakui akan adanya Tuhan.  Qs10:90-91.

  Menurut sejarah, orang-orang Mesir menemukan mayat Fir’aun sang Ramses II ini terdampar di pantai. Lalu badannya dibalsem, sehingga utuh dan dapat dilihat  sampai sekarang.

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” Qs 8:25.

Rasulullah SAW bersabda,”Apabila membiarkan terjadi perzinahan maka empat puluh rumah di dekatnya terkena dosa.”

 

Mutiara Makna