Wanita Mukminah Laksana Pohon Zaytun 

pohon zaytun

Mutiaramakna. Wanita mukminah laksana pohon zaytun yang dengan minyaknya mampu menyalakan cahaya Allah.

Wanita Mukminah Laksana Pohon Zaytun 

Wanita mukminah seperti ini akan sanggup hidup di manapun, tidak hanya di timur atau barat, seperti pohon zaytun yang diberkahi ini, yang tidak tumbuh di timur atau barat tetapi di semua tempat, di delapan penjuru mata angin ia bisa tumbuh.

Ia akan selalu siap menyinari dunia. Karena memiliki ruh yang kuat, ia tetap dapat berjihad walau tidak disentuh api. Siap meledak-ledak semangat hidupnya, 

“Yang hampir-hampir minyaknya dapat menerangi walau tidak disentuh api.”Qs 24:35.    

 Apalagi jika disentuh api,  in syaa Allah motivasinya akan berkobar membakar dunia. Masa tidur dan istirahatnya ada di tengah api ini. M

enjadi cahaya di atas cahaya. Wanita mukminah merupakan orang yang dikehendaki Allah mendapatkan cahaya-Nya. 

Allah yang mengatur dan memelihara pohon zaytun.

“Dengan air itu kami tumbuhkan untukmu pohon-pohon kurma dan anggur, di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak, sebagian dari buah-buahan itu kamu makan. Dan kami tumbuhkan pohon zaytun yang tumbuh dari bukit Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan.” Qs 23:18-20.

Kita membaca tiga buah jenis buah-buahan yang disebut oleh Allah pada ayat ini. Pertama: kurma. Ada tiga jenis kurma yaitu kurma kering (tamar), mentah (balah) dan matang-basah (ruthab).

Kurma kering (tamar) berkhasiat membunuh cacing dalam perut, juga memberikan relaksasi pada saraf dan mengandung vitamin A, kurma mentah (balah) cocok untuk penderita kantung kemih, sakit perut dan usus, balah juga dapat menguatkan rahim saat melahirkan, sehingga bayi lahir dengan mudah. 

Dan kurma matang basah (ruthab) berkhasiat untuk “memroduksi air susu ibu, mengandung besi dan kalsium yang bagus untuk pembentukan darah, sumsum tulang belakang dan tulang.” (Aisha Aranta, Terapi Herbal dalam al Quran dan As-Sunnah, Pijat Refleksi dan Obat Kuno, Pustaka Sandro Jaya, Jakarta, hal 7). 

Oleh karena itu, Allah Swt memerintahkan Siti Maryam Ra untuk memakan balah saat melahirkan dan  memakan ruthab saat nifas. Lihat Qs 19: 23-26.  Dan wanita mukminah dapat mengkonsumsi kurma ini, saat masa kehamilan dan pasca melahirkan.

Kedua: anggur. “Buah ini berhasiat melembutkan usus, melancarkan air seni, dan menjaga keselamatan lever, mengandung vitamin B komplek dan C.” (Aisha Aranta, Terapi Herbal dalam al Quran dan As-Sunnah, Pijat Refleksi dan Obat Kuno, Pustaka Sandro Jaya, Jakarta, hal 8). 

Ketiga: pohon  zaytun. “Pohon zaytun memiliki minyak yang sangat bermanfaat, ia tergolong minyak yang tak jenuh, minyak ini bisa menyembuhkan sakit kuning, memecahkan batu ginjal, meningkatkan produksi air empedu dan menyembuhkan penyakit gula. Sedangkan buahnya bermanfaat untuk membangkitkan selera makan dan menguatkan lambung.” (Aisha Aranta, Terapi Herbal dalam al Quran dan As-Sunnah, Pijat Refleksi dan Obat Kuno, Pustaka Sandro Jaya, Jakarta, hal 12). 

Pohon zaytun ini tumbuh di puncak bukit, ia mendapatkan sinar  yang baik sewaktu terbit dan terbenam matahari. Karena memperoleh sinar yang cukup maka fotosintesis dan siklus udara berlangsung baik. Ia pun menerima air yang cukup dan tanah yang baik. Wanita mukminah bagaikan pohon yang menerima sinar, air, udara dan hidup di tanah yang baik, in syaa Allah, ia bagaikan  pohon zaytun yang menghasilkan minyak dan buah yang baik. 

Tanaman-tanaman  yang mengagumkan bagi para penanamnya ini terus berkembang memenuhi persada bumi dan menjulang ke langit. 

“Akarnya teguh (di bumi) dan cabangnya menjulang ke langit.” Qs 14:25. 

Ia pun hidup berdasarkan kehendak Allah. Tanaman tidak akan tumbuh tanpa kuasa (qudrat) dan kehendak (irodat) Allah Swt.

  ”Maka terangkanlah kepada-Ku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?” Qs 56:63 

Baca juga : Negeri Yang Baik dan Allah Yang Maha Pengampun

Manusia Makhluk Mulia

Allah sangat memuliakan manusia, baik ia lelaki atau perempuan, kulit berwarna atau tidak maupun kaya atau miskin. Qs 17:70,

Allah saja sang Maha Sempurna memuliakan manusia, apalagi kita sesama manusia. Sudah merupakan keniscayaan, agar manusia untuk saling memuliakan. 

Cara Allah memuliakan manusia dengan memberikan akal yang tidak dimiliki makhluk lain dan  mensyariatkan pakaian taqwa untuk manusia. Tanpa akal, Allah tidak akan menurunkan pakaian taqwa. Dan taqwa merupakan bekal kehidupan yang paling baik; 

“Bawalah bekal. Dan sebaik-baik bekal adalah takwa.”Qs 2:197.

”Dan kami lebihkan manusia dari mayoritas makhluk lain yang Kami ciptakan ( inilah perbedaan/maizah ) dengan keistimewaan ( maziah )  yang sempurna.” Qs 17:70. .

”Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, merekalah sebaik-baik makhluk.”Qs 98:7.